Karakteristik dan Manfaat Puyuh Gonggong Jawa

Puyuh gonggong – adalah jenis burung puyuh yang berbeda dari rata-rata burung puyuh yang ada. Jika burung puyuh lain dijadikan sebagai puyuh pedaging atau puyuh petelur, puyuh ini justru dijadikan sebagai puyuh hias. Indonesia memiliki puyuh-gonggong endemik, salah satunya yaitu puyuh-gonggong Jawa.

Puyuh-gonggong Jawa mudah ditemukan di Pulau Jawa dan termasuk puyuh populer dan sering dijadikan sebagai puyuh hias yang sering dipamerkan. Puyuh tersebut memiliki ciri yang khas, suara yang unik, dan penampilan yang menarik. Ketahui berbagai fakta menarik mengenai puyuh-gonggong Jawa di sini.

Karakteristik Puyuh-Gonggong Jawa

Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila Javanica) terkenal karena memiliki suara yang unik dan rupa yang menarik. Diberi nama gonggong karena suaranya mirip dengan suara anjing. Puyuh-gonggong Jawa adalah binatang endemik Pulau Jawa yang saat ini statusnya sudah langka dan populasinya menurun.

Ciri ciri puyuh gonggong mudah dikenali yaitu memiliki tubuh berukuran sekitar 25-28 cm. Bulu burung tersebut berwarna coklat kehitaman di bagian atas dan coklat kemerahan di bagian bawah. Terdapat garis putih di atas matanya dan suaranya sangat khas. Siapapun akan kaget jika belum pernah mendengarnya.

Puyuh-gonggong umumnya bersuara pada sore dan pagi hari. Terdapat tiga ras puyuh gonggong Jawa.

  • Arborophila javanica lawuana, bisa ditemukan di pegunungan yang berada di bagian tengah dan timur Pulau Jawa.
  • Arborophila javanica javanica, bisa ditemukan di pegunungan yang berada di bagian barat Pulau Jawa.
  • Arborophila javanica bartelsi, bisa ditemukan di pegunungan yang berada di bagian tengah dan bara Pulau Jawa.

Ciri puyuh gonggong jantan dan betina paling terlihat dari sifatnya. Ciri fisik keduanya termasuk tidak terlihat mencolok, bahkan bisa dikatakan sama. Puyuh-gonggong betina ternyata agresif dan memiliki sifat yang sering menyerang puyuh lain. Puyuh-gonggong betina sering dijadikan sebagai puyuh aduan.

Habitat Puyung-Gonggong Jawa

Puyuh-gonggong hidup di berbagai hutan pegunungan Pulau Jawa. Mereka tinggal di ketinggian 1.000-2.500 meter di atas permukaan laut. Mereka bisa hidup di habitat hutan tropis, hutan bambu, dan hutan montane. Puyuh-gonggong terkadang bisa ditemukan di tempat-tempat terbuka yang mudah dijangkau.

Mereka hidup dalam kelompok kecil atau berpasangan untuk kemudian berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka mengembara, mencari makan di atas dau-daun mati yang berada di permukaan tanah, dan melintasi jalur hutan. Puyuh-gonggong Jawa mengkonsumsi buah-buahan, biji-bijian, dan serangga.

Puyuh-gonggong jantan akan membangun sarang dari alang-alang, ranting kering, dan dedaunan. Sarang tersebut berbentuk kubah dan tidak akan lama langsung diisi oleh betinanya. Sang jantan akan mengawal dan menjaga betinanya masuk kandang. Puyuh-gonggong betina mampu bertelur sebanyak 4 butir telur.

Dalam ekosistem hutan, puyuh-gonggong berperan menjadi pengontrol populasi serangga. Eksistensinya menjadi pertanda kesehatan hutan. Puyuh-gonggong Jawa memang memiliki daya tarik tersendiri dan sering dijadikan daya tarik wisata. Puyuh-gonggong juga sering dijadikan sebagai objek penelitian.

Manfaat Puyuh Gonggong Jawa

Puyuh-gonggong sama dengan puyuh lain yang memiliki banyak manfaat. Meskipun dikenal sebagai puyuh hias, manfaat puyuh-gonggong juga bisa ditemukan pada daging dan telur burung tersebut. Manfaat puyuh bahkan bisa dirasakan juga dari kotorannya yang ternyata bisa dijadikan sebagai pupuk organik.

Berikut manfaat puyuh-gonggong Jawa yang perlu diketahui.

1. Bulu Puyuh

Bagian bilu ternyata memiliki manfaat yang tidak dapat diremehkan. Bulu burung puyuh bisa dijadikan sebagai bahan baku kerajinan tangan. Nilai ekonominya tidak dapat diremehkan dan apabila dimanfaatkan dengan baik. Kemoceng, hiasan pena, dan produk yang berbahan bulu puyuh mengandung nilai ekonomi.

2. Telur Puyuh

Burung puyuh dikenal mampu menghasilkan telur yang memiliki kandungan gizi yang baik. Kandungan gizinya tidak kalah dengan gizi yang ada dalam telur bebek, telur ayam, dan telur unggas lainnya. Selain kaya nutrisi baik, rasa telur puyuh juga ternyata lezat dan kandungan lemaknya sedikit.

3. Peliharaan

Puyuh gonggong dikenal merupakan tipe puyuh yang sengaja dijadikan peliharaan. Puyuh tersebut tidak dijadikan sebagai telur petelur maupun pedaging, melainkan puyuh yang dipelihara untuk dijadikan hiasa. Hal tersebut dikarenakan karakteristik, terutama ciri fisik dan suara yang dimiliki oleh puyuh-gonggong.

Suara puyuh-gonggong banyak disukai dan dianggap merupakan daya tarik yang unik. Suara puyuh gonggong mp3 banyak dicari untuk dinikmati kemerduannya atau digunakan untuk memikat pasangan puyuh-gonggong. Rupanya juga cantik sehingga elok dipandang jika dijadikan sebagai peliharaan.

4. Kotoran Puyuh

Secara tidak terduga, kotoran puyuh memberi manfaat untuk alam dan tanaman. Kotoran burung puyuh bisa dijadikan pakan ikan dan pupuk organik. Kandungan protein dan nitrogen yang dimilikinya tinggi sehingga bisa membuat tanah menjadi subur dan bisa jadi pakan yang bergizi untuk hewan lain.

5. Daging Puyuh

Daging puyuh sama seperti telur puyuh merupakan manfaat paling terlihat dari burung tersebut. Daging puyuh memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga banyak dijadikan sebagai sumber protein hewani alternatif. Banyak pecinta kuliner mencari daging puyuh karena cita rasa dan kandungan proteinnya.

Tips Beternak Puyuh Hias

Puyuh-gonggong merupakan tipe puyuh yang lumrah dipelihara untuk keperluan pajangan dan hiasan. Cara ternak puyuh gonggong sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ternak puyuh lain. Namun, ada kekhususan yang perlu diperhatikan peternak agar puyuh hias bisa tetap memamerkan “hiasannya”.

Berikut tips beternak puyuh hias, termasuk beternak puyuh gonggong Jawa.

1. Perhatikan Periode Anakan

Peternak wajib memperhatikan dengan baik periode anak puyuh hias. Hal tersebut merupakan kunci perawatan puyuh hias. Anak puyuh hias berusia 0-1 bulan harus mendapatkan perawatan ekstra dan diperhatikan dengan baik. Kebersihan kandang wajib dijaga dan pastikan kandangnya bersih.

Kebersihan kandang dilakukan untuk menjaga kesehatan sang puyuh hias. Peternak bisa memisahkan telur dari indukkannya ke mesin pengatur suhu. Kemudian, atur suhunya antara 33-35 derajat. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka anakan akan sehat dan pertumbuhannya tidak akan terhambat.

2. Kandang Bisa Minimalis

Untuk urusan kandang, asalkan kebersihannya terjaga, puyuh hias tidak memerlukan kandang yang besar dan luas. Kandang minimalis bisa diandalkan karena puyuh hias termasuk mudah dikontrol. Kandang sepasang puyuh hias bisa dibuat dengan ukuran 30 x 40 cm dengan ketinggian mencapai 30 cm.

3. Siapapun Bisa

Puyuh hias, termasuk gonggong Jawa dan Bobwhite pada umumnya mudah diternakan. Pakan puyuh hias sama dengan puyuh atau ayam sehingga tidak sulit dicari. Karena tingkat kesulitannya tidak tinggi, maka beternak puyuh hias merupakan kegiatan yang bisa dilakukan siapapun, termasuk seorang pemula.

Harga puyuh hias memang variatif dan ditentukan oleh keindahan, baik rupa maupun fisiknya. Binatang hias, termasuk puyuh-gonggong dinilai dari keunikan dan reputasi yang dimilikinya. Puyuh hias dengan warna mutasi harganya bisa mencapai Rp 1 juta. Harga tersebut merupakan harga yang menjanjikan.

Puyuh gonggong Jawa sampai saat ini masih jadi puyuh hias paling populer. Saat ini, burung puyuh gonggong Sumatera semakin banyak diminati dan bisa jadi alternatif untuk peternak puyuh hias. Karena termasuk simpel, beternak puyuh hias bisa dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman.